LUPA
TANAH KELAHIRAN
Untuk sahabat
Yang lupa akan asal usul
Yang lupa akan tanah air
Yang lupa tanah kelahiran
Mengapa kau cela negeri ini
Negeri yang sejatinya tanah kelahiranmu
Kau jejali mulut
Dengan segudang celoteh kata tak pantas
Seakan kau sudah tak butuh negeri ini
Dengan kikuk kau banggakan negeri orang
Udara yang engkau hirup setiap detik demi detik
Engkau minum airnya
Tanah tempat berpijak sekarang
Tetapi kau selalu lupa akan itu
Lupa akan semua kebaikan negerimu
Tak sepatah pun keluar lantunan kata terimakasih
Mungkin hati telah lenyap ditelan dalamnya lautan
RATAPAN
AIR MATA BOCAH
Terbit
Gagah
mentari sontak memaksa pembungkus kaki
Berjalan
menuju kubus-kubus negri
Tatkala
seorang bocah menangis
Tak rela
ayahanda pergi
Lalu pulang
saat petang hari
Belum kering
air mata
Ibunda pamit
menuju urusan duniawi
Lagi-lagi
musuhnya adalah petang hari
Banjir air mata
banjir air mata
Banjir air
mata pagi hari tak pernah bisa terbelenggu
Ayah Ibu
Aku ini
anakmu bukan anak pembantu
SELIMUT NODA
Zamrud khatulistiwa
Engkau nampak indah diantara permata lainnya
Kilauan hijau khas pemberian tuhan
Seakan mempercantik parasmu
Tapi sekarang sinarmu perlahan-lahan mulai
redup
Mulai terlihat noda menyelimuti tubuhmu
Noda yang terbit dari ujaran kebencian
Pedagang omong kosong
Pembual janji manis
Enyahlah kau wahai kaum pembenci
Agar zamrud menampakkan parasnya dan bersinar
kembali
AKU KAFEIN DAN INDONESIA
Masih dengan rasa yang sama
Candu dipagi
ini menuntunku
Menuang
secangkir kafein
Dengan
manisnya gula
Serta
tumpahan berbagai cerita
Tak hanya
sekedar cerita
Tetapi ini
tentang negri tercinta
Indonesia
serta berbagai masalah yang menerpa
Kafein paham
betul atas resahku
Tentang
bangsa maha kaya akan budaya
Hingga
warisan leluhurnya
Kini aku dan
kafein duduk bercengkrama
Bercerita
tentang indahnya Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar